Lantas, apa yang sebenarnya paling berperan? Jawabnya adalah Newton. Lebih tepatnya gaya pada Hukum Newton Ketiga tentang aksi-reaksi. Baik, kita mulai saja. Coba lihat gambar berikut:
Ketika sayap pesawat membelah udara seperti pada gambar, udara A bergerak mengikuti bidang pesawat yang melengkung. Akibatnya udara tersebut akan dipompakan ke bawah pesawat. Menurut Hukum Ketiga Newton, otomatis sayap pesawat memperoleh gaya dorong ke atas yang sama besar dengan gaya udara yang dipompakan ke bawah pesawat. Nah, inilah gaya angkat yang sesungguhnya. Mungkin di antara Anda ada yang bertanya-tanya, mungkinkah udara A mengikuti bidang sayap pesawat? Tenang saja, hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan sederhana. Yaitu dengan meniup lilin dengan dihalangi sebuah botol. Yang akan terjadi adalah lilin akan tetap mati kan? Ini membuktikan udara yang Anda tiup mengikuti bentuk botol seperti halnya udara yang mengikuti bidang pesawat tadi. Eh, tunggu! Masih belum! Ternyata masih ada lagi yang berperan dalam pengangkatan pesawat ini. Coba Anda amati, sayap pesawat posisinya tidak sejajar dengan tanah. Namun agak mengangkat di bagian depan. Dengan kata lain sayap pesawat tersebut agak miring (biasanya sekitar 4 derajat). Coba lihat gambar di atas sekali lagi. Sayap pesawat yang miring ini membuat udara B terdorong ke arah bawah. Sekali lagi, menurut Hukum Ketiga Newton, sebagai reaksinya udara B mendorong sayap pesawat ke arah atas. Waah! Wah! Maaf, Eyang Bernoulli, rupanya kali ini saya lebih suka Eyang Newton!
0 comment(s):
Post a Comment
feel free to write your comment here.. :)