Thursday, April 8, 2010

Which is Rich? Which is Poor?

Beberapa hari yang lalu pas lagi surfing di warnet, aku ga sengaja nemu file powerpoint di direktori komputer sana. Judulnya Rich or Poor. Iseng aja aku buka, isinya bahasa inggris. Setelah kulanjutin baca, Subhanallah! Isinya bagus kawan. Semoga bisa jadi instropeksi bagi diri kita.

Mohon maaf jika ada kata-kata yang agak kacau, cz aku translate manual neh, heheh,, selamat membaca...

=== start here ===

Suatu hari, seorang ayah dari keluarga yang sangat kaya mengajak anak laki-lakinya berjalan-jalan ke desa. Sang ayah berkeinginan menunjukkan kepada anaknya betapa miskin kehidupan orang-orang di sana.

Mereka menghabiskan waktu dua hari dua malam di perkebunan milik keluarga yang sangat miskin.

Sepulang dari desa muncullah obrolan dari ayah dan anak tersebut:

ayah: Bagaimana jalan-jalannya tadi, Nak?

anak: Luar biasa, Ayah!

ayah: Sudahkah kamu melihat bahwa kehidupan mereka sungguh miskin?

anak: Ya.

ayah: Sekarang katakan padaku apa yang telah kamu pelajari dari perjalanan kita selama dua hari dua malam ini.

anak: Ayah, kita punya satu ekor anjing, sedangkan mereka punya 4 ekor.

Kita punya kolam renang yang lebarnya hanya menggapai pertengahan dari taman kita, sedangkan mereka punya sungai yang tak ada ujungnya.

Kita punya lampion di taman kita, sedangkan mereka punya bintang-bintang yang sangat indah di malam hari.

Kita punya latar yang terhampar hingga halaman depan, sedangkan mereka punya horison yang sangat luas.

Kita punya sebagian tanah kecil untuk tempat tinggal, sedangkan mereka punya halaman terbuka yang begitu luas.

Kita membayar pelayan untuk membantu kita, sedangkan mereka saling membantu satu sama lain tanpa harap imbalan apapun.

Kita hanya bisa membeli makanan, sedangkan mereka sanggup menanam dan menuai sendiri makanan mereka.

Kita punya tembok dan pagar untuk melindungi kita, sedangkan mereka punya banyak teman yang saling melindungi diantara mereka.

Sang ayah hanya bisa terdiam. Lalu si anak menambahkan, "Terima kasih Ayah, telah menunjukkan betapa miskin kita ini sebenarnya".

=== end of file ===

Hey, hey, hey! Luar biasa anak ini bukan? Coba kita renungi kawan, sedikit atau banyak, kisah ini masih ada hubungannya dengan konsep paradigma yang telah kusinggung di postinganku sebelumnya. Coba lihat perbedaan paradigma milik sang ayah dan si anak. Sekali lagi ingin kusampaikan kawan, cara pandang yang mendasar sungguh sangat mempengaruhi cara kita bersikap. Lihat cara pandang si anak, dari penduduk desa yang sangat miskin itu dia justru memandang kelebihan-kelebihan (terpendam) yang dimiliki oleh mereka. Memang begitulah seharusnya cara kita memandang. Cara pandang positif seperti ini jarang sekali kita lakukan. Padahal kita mungkin sudah tahu, kalau cara pandang yang positif akan melahirkan sikap yang positif juga. So, mengapa tidak kita coba dari sekarang? :)

0 comment(s):

Post a Comment

feel free to write your comment here.. :)