Wednesday, January 30, 2008

Sadness in Luxury

[buat: temen2 SUT]

Sebuah sosok yang amat besar dengan sebuah topi simetris di kepalanya sedang termangu sedih. Dia selalu mengeluh karena minim sekali manusia yang datang padanya. Dia selalu bertanya-tanya, mengapa jarang sekali orang yang mau menjaga kebersihannya? Mengapa anak-anak itu hanya berkeliaran di depannya saja, bukannya menghampirinya dan memberikan perhatian kepadanya? Hmm... kira-kira siapakah dia? Guyz, jawaban yang tepat hanyalah satu, benda itu adalah MASJID AL-AZHAR!


Mungkin benda itu lebih menginginkan fisiknya rapuh dan kumuh seperti rombong cimol dan setiap hari didatangi oleh banyak orang, daripada mempunyai fisik yang mewah tapi jarang sekali didatangi orang. Guyz, andaikan semua benda bisa bersuara, pasti kita akan mendengarkan tangisan Masjid Al-Azhar setiap hari. Dan setiap kita keluar dari lingkungan SUT, kita akan selalu mendengar gelak tawa rombong cimol (atau mungkin penjual cimolnya).


Sebenarnya, milik siapakah Masjid itu? Siapakah yang bertanggung jawab jika Masjid itu sampai menangis? Orang gila kah? Bukan! Masjid itu milik kita. Masjid itu hak kita. Yang bertanggung jawab atas masjid itu juga pasti kita. Lantas, langkah apa yang harus kita lakukan agar Masjid kita bisa tersenyum? Think it deeply, guyz! Masjid bukan hanya tempat shalat dan ngaji doank. Kita bisa saja menggunakannya untuk kegiatan yang lebih berguna dari ngegosip seperti yang biasa kita lakukan. Atau kita bisa memanggil temen-temen kita untuk kumpul dan ta’lim membahas permasalahan pelajar. Sebenarnya banyak sekali hal berguna lainnya yang bisa kita lakukan di Masjid. Apabila hal seperti itu sering kita lakukan, Insya Allah rahmatNya tidak akan pernah terputus. Dan ingat sobat! Allah tidak akan membayar murah untuk hal yang kita lakukan itu!



Nb: Banyaknya masjid yang megah, namun miskin akan rahmat Allah adalah salah satu dari tanda-tanda datangnya hari kiamat.